Lanny Ramli terpaksa menunda gelar profesornya sebab wajib menanggulangi kasus- kasus yang menimpanya. Ia jadi korban dengan kerugian Rp 1, 5 miliyar. Telaten penyidikan yang menyingkapkan yang menipunya.
Tiap minggu Lanny Ramli menyempatkan diri tiba ke Majelis hukum Negara( PN) Surabaya buat melihat persidangan Ahmad Hanif. Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga( Unair) itu merasa tertarik dengan masalah tersebut sebab dirinya selaku korban. Duit senilai Rp 1, 5 miliyar yang diinvestasikannya buat proyek pengelolaan lahan parkir di Pasar Selama, Sidoarjo, raib dibawa kabur Hanif.
Lanny awal mulanya tidak sempat mengira dirinya jadi korban penipuan Hanif. Selaku seseorang pakar di bidang hukum, ia telah mempelajari seluruhnya terpaut investasi tersebut. Berkas- berkas perjanjian investasi yang ditunjukkan Hanif, namun ia masih tercantum.
” Yang buat aku tidak yakin dengan Hanif sebab diketahui oleh sahabat lama aku, kata Lanny.
Dengan duit yang diinvestasikannya tersebut, wanita yang saat ini telah berumur 56 tahun itu mau menikmati hari orang tuanya. Ia dapat menikmati hasil dari pengelolaan lahan parkir sepanjang 25 tahun sebagaimana dibuktikan Hanif. Tetapi, saat ini Lanny wajib mengubur angan- angan itu sehabis mengenali pengelolaan lahan parkir tersebut tidak sempat terdapat.
Lanny saat ini malah wajib mencari duit lebih banyak lagi. Karena, duit Rp 1, 5 miliyar yang diserahkan kepada Hanif itu bukan uangnya saja.” Uangnya saudara- saudara serta sahabat aku yang turut investasi melalui aku. Duit aku hanya Rp 300 juta. Aku saat ini wajib melanjutkan hidup dengan bekerja keras buat mencari pengganti duit yang dibawa Hanif, katanya.
Saat ini seluruh sertifikat tanahnya sudah diserahkan kepada investor lain selaku jaminan. Ingin tidak ingin, ia pula wajib bertanggung jawab mengembalikan duit para investor yang menitipkan uangnya kepadanya.
” Dini mula permasalahan ini aku pernah diucap dosen penipu. Tetapi, lambat- laun mereka yang ikuti persidangan pula kesimpulannya ketahui kalau membawa kabur uangnya Hanif, bukan aku, tulisnya.
Lanny pula tidak tidak sering menemukan pendapat bernada tidak mengenakkan dari orang- orang terdekat yang mengenali permasalahannya.